Saya mendengar,
desas-desus bahwa Paguyupan Kerasukan Sapi
sedang mengalami perpecahan.
Saya melihat,
waktu Nisa terpilih jadi presiden,
wajah Widah datar-datar saja.
Padahal, sepengetahuan saya,
kalau suatu kumpulan bernama paguyuban,
siapa pun yang terpilih jadi presiden,
keputusan diterima dengan legawa,
bukan dengan kecewa bagi yang kalah.
Tetap guyup dan tidak anti guyon.
Saya mendengar,
Nisa mengatakan bahwa penggiringan sang gembala ke
kurungan
merupakan sebuah konspirasi;
ada otoritas besar yang mengendalikannya.
Saya melihat,
wajah Widah datar-datar saja.
Dari aura yang terpantul melalui jidatnya yang mulai
gundul,
terpancar kemuraman atas kegagalannya kembali menjadi
presiden.
Ya,
Nisa berbusa-busa
Widah biasa-biasa
Nisa berapi-api
Widah bersapi-sapi
Seperti teori konspirasi yang disebutkan oleh Nisa
juga sampai di statusnya Timur Suprabana,
saya menduga
bahwa konspirasi justru dilakukan oleh internal paguyuban
sendiri
Nisa sudah tiga periode menjadi sekretaris jendral
bukan tidak normal kalau dia juga kepengen jadi presiden.
apalagi posisi presiden sangat strategis
dalam persoalan birokrasi pemerahan susu kesejahteraan
negeri.
Mungkin Widah sedang mengalami bangkrut
isi rekeningnya mengerut
pundi-pundinya menciut
sehingga mencalonkan diri jadi presiden lagi
tetapi gagal karena para sapi tidak memilihnya
lantas wajahnya cemberut
Lantas, mendugalah saya,
bahwa konspirasi dalam perpecahan Paguyupan Kerasukan
Sapi
berasal dari dalam diri mereka sendiri.
Aneh bin ajaib ketika sebagian mereka menuding,
bahwa penggiringan presiden sapi merupakan konspirasi
Wahyudi-Simbok Manis,
yang tinggalnya nun jauh di seberang samudera sana
yang selama ini tidak mampu singgah di mata saya
Apa mungkin justru saya sedang mengalami gangguan mata?
Matamu, Noy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar